PENGENDALIAN TERPADU HAMA
PENGGEREK CENGKEH
Oleh
:
Jeffry
S. Mamengko, AMd.
BALAI PENYULUHAN
PERTANIAN PERIKANAN DAN KEHUTANAN
( BP3K )
KECAMATAN LANGOWAN SELATAN
KABUPATEN MINAHASA
TAHUN 2012
Peran komoditas cengkeh saat ini tidak hanya sebagai komponen utama
rokok, akan tetapi telah banyak digunakan di berbagai industri lainnya seperti
makanan, obat dan kosmetik. Bunga cengkeh (Syzygium
aromaticum) selain mengandung minyak atsiri, juga
mengandung senyawa kimia yang disebut eugenol, asam oleanolat, asam galotanat,
fenilin, karyofilin, resin dan gom.
Serangan hama dan penyakit sangat berpengaruh terhadap produksi tanaman
cengkeh. Penurunan produksi cengkeh akibat serangan hama dapat mencapai 10-25%.
Serangan hama dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu, produksi
menurun bahkan kematian tanaman. Untuk mengurangi kehilangan hasil akibat
serangan hama dan penyakit maka upaya pengendaliannya sangat diperlukan
Beberapa hama yang menyerang tanaman cengkeh yaitu penggerek, perusak
pucuk dan perusak daun. Di antara hama-hama yang menyerang tanaman cengkeh,
jenis penggerek merupakan hama yang paling merusak dan sering dijumpai
menyerang tanaman cengkeh.
Penggerek tanaman cengkeh, yaitu penggerek batang, penggerek cabang, dan
penggerek ranting. Penggerek batang merupakan jenis hama yang umum ditemukan
dan paling merusak. Akibat gerekan larva menyebabkan distribusi hara dan air
terganggu.
1. Penggerek Batang Cengkeh
Penggerek batang cengkeh adalah Nothopeus spp. dan Hexamitodera spp. (Coleoptera: Cerambycidae). Ada dua spesies Nothopeus yaitu N. hemipterus Oliv. (stem borers) dan
N.fasciatipennis Watt. (ring borers). bentuk, perilaku maupun cara hidupnya
hampir sama. Larva adalah fase yang paling berbahaya (Gambar 1). Bentuk
langsing, berwarna putih pucat. Stadia larva Nothopeus sp. rata-rata 248 hari, sedangkan Hexamitodera sp.
hidup lebih lama. Fase pra pupa 20 hari, Pupa warnanya putih, panjang 2.5-3 cm.
Lama stadia 22-26 hari. Imago baru keluar melihat dunia luar 3 minggu setelah
menjadi kumbang di dalam lubang gerek. Kumbang betina hidup antara 10-18 hari,
sedangkan jantan antara 5-22 hari. Keperidian 14 - 90 butir telur/betina.
Gejala kerusakan akibat serangan penggerek batang
pada pohon cengkeh adalah:
-
Adanya lubang-lubang gerekan
berukuran 3 - 5 mm (Gambar 1).
- Lubang gerekan ditemukan di
batang pohon cengkeh pada ketinggian 0,3 hingga 5 m dari permukaan tanah.
- Jumlah gerekan aktif per pohon 1 – 49 lubang
gerekan.
- Pada permukaan lubang tersebut
biasanya terdapat cairan kental sisa-sisa gerekan dan kotoran serangga yang
mengalir ke bawah.
- Hexamitodera spp. (wood borer) yang terkenal adalah
H. semivelutina Hell.
- Batang cengkeh yang terserang
Hexamitodera spp. seringkali lubang gerekan bersifat melingkar/ menggelangi
batang sehingga hama ini dikenal juga sebagai penggerek batang melingkar
- Kerusakan berat akibat serangan
Hexamitodera sp. adalah mahkota pohon tidak
rimbun, daun-daun hampir 70% rontok dan sebagian cabang, daun dan ranting mati,
daun berubah dari warna hijau kekuningkuningan. Kerusakan pernah mencapai 75%
dari suatu areal perkebunan yang luas.
- Pohon yang digerek hidupnya
merana dan lama kelamaan mati. Apabila ada angin kencang pohon dapat tumbang.
- Hasil penelitian menunjukkan
adanya asosiasi antara hama penggerek Hexamitodera spp. dengan jamur patogen Ceratocystis polychroma.
- Ada dua spesies Nothopeus yaitu N. hemipterus Oliv. (stem borers) dan N.fasciatipennis
Watt.(ring borers).
- Batang yang terserang Nothopeus
spp. jika dibelah melintang akan tampak lubang-lubang gerekan yang tidak
teratur (Gambar 1 dan 3).
- Selain cengkeh hama ini juga
menyerang tanaman inang lainnya yaitu tanaman jambu bol (Eugenia malaccensis Linn.), salam (Eugenia polyantha Wight), juwet/duwet (Eugenia cumini Merr.).
2. Penggerek Cabang
Dua jenis penggerek cabang yang banyak
menyerang tanaman cengkeh adalah Xyleborus
sp., dan Ardela
sp.
1.
Hyleborus sp.
Merupakan kumbang berukuran kecil berwarna
hitam. Kumbang jantan tidak mempunyai sayap dan ukurannya lebih kecil daripada
serangga betina.
Gejala
serangan yang tampak adalah:
- Adanya
lubang-lubang gerekan berukuran kira-kira 1
mm
pada permukaan kulit cabang.
- Akibat
serangan hama ini, cabang-cabang tanaman menjadi lemah, mudah patah, tunas-tunas mati, daun
dan ranting mengering dan akhirnya
cabang mati
2.
Ardela sp.
Serangga
ini berupa ngengat. Ngengat jantan berwarna cokelat keputihan, sedangkan yang
betina berwarna merah muda keputihan. Larva erwarna putih keabuabuan
Gejala serangan
- Pada cabang-cabang tanaman terdapat
lubang-lubang gerekan berdiameter 12,5-25 mm.
- Lubang-lubang terebut tertutup kotoran dan serbuk kayu sisa
gerekan yang dijalin dengan erat halus.
- Jumlah lubang gerekan pada setiap cabang
dapat mencapai 2-3 buah. Serangan hama ini menyebabkan tanaman menjadi lemah
3.
Penggerek Ranting
Hama penggerek ranting yang banyak dijumpai menyerang tanaman cengkeh
yaitu Coptocercus biguttatus Dinov. Serangga ini berupa kumbang berwarna itam, sedangkan larvanya berwarna kuning
kecokelatan.
Gejala serangan
- Pada permukaan ranting terdapat lubang-lubang gerekan yang
berdiameter ira-kira 1,8 mm.
- Serangan hama ini mengakibatkan ranting dan daun mengering atau
meranggas.
- Hama ini umumnya menyerang tanaman yang kondisinya lemah atau tanaman
yang tidak dipelihara dengan baik.
PENGENDALIAN:
Pengendalian perlu dilakukan
untuk mencegah meluasnya serangan hama dan pengendalian penggerek memerlukan
teknik tersendiri, karena larva berada dalam batang.
Beberapa langkah-langkah yang
dapat dilakukan dalam upaya pengendalian hama terpadu penggerek batang cengkeh
adalah: Gambar 3. Penampang melintang batang cengkeh akibat serangan penggerek
batang
• Sanitasi kebun
Tumbuhan cengkeh akan tumbuh dengan baik apabila cukup air dan mendapat
sinar matahari langsung. Di Indonesia,
Cengkeh cocok ditanam baik di daerah daratan rendah dekat pantai
maupun di pegunungan pada ketinggian 900 meter di atas permukaan laut. •
Penggunaan varietas tahan
• Monitoring hama secara teratur
• Melakukan pengendalian secara:
- Mekanis:
Memusnahkan telur penggerek dengan mencari secara langsung atau
menutup lubang gerekan dengan pasak kayu atau tanah liat.
- Kimiawi:
Menggunakan insektisida sintetik
yaitu dioleskan pada batang, diinjeksikan ke batang, dan ditaburkan pada tanah
insektisida sistemik berbahan aktif carbofuran (misalnya Furadan 3 G) dengan
dosis 115-150 g/pohon dan interval 3 bulan sekali. --Hayati/biologi dengan menyuntikkan suspensi jamur patogen
serangga seperti Beauveria bassiana pada lubang gerekan dapat dapat digunakan
untuk mengendalikan hama ini.
- Pestisida nabati.
Minyak cengkeh juga dapat
digunakan untuk mengendalikan hama cengkeh.
------------------------------------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar